Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Selektif Saat Menikmati "Seafood"

Kompas.com - 12/01/2011, 16:04 WIB

KOMPAS.com — Siapa yang tak suka menikmati seafood, atau hidangan laut? Selain bisa diolah menjadi berbagai hidangan lezat, ikan juga memberikan manfaat kesehatan yang tak ternilai. Kandungan omega-3 pada ikan berguna untuk mencegah berkembangnya penyakit degeneratif pada manusia. Konsumsi ikan laut pada trimester pertama kehamilan juga disarankan untuk meningkatkan pertumbuhan otak bayi.

Namun, saat menikmati ikan bakar atau udang bakar, pernahkah Anda bertanya, mengapa harga ikan-ikan tertentu semakin mahal? Tahukah Anda bahwa konsumsi seafood yang tidak bijak berdampak pada rusaknya ekosistem laut? Tahukah Anda bahwan semakin populernya hidangan sushi ternyata berakibat menurunnya jumlah populasi sejumlah spesies laut? Tahukah pula Anda bahwa kerapu dan kakap sering kali ditangkap menggunakan bom dan sianida, atau sebagian besar budidaya udang sangat merusak berhektar-hektar lahan mangrove?

Menurut WWF Indonesia, saat ini dunia tengah mengalami krisis perikanan yang memengaruhi ketahanan, keberlanjutan, dan keamanan pangan. Telah terjadi overfishing, atau penangkapan yang berlebihan terhadap jenis spesies tertentu. Hal ini mengakibatkan beberapa spesies tertentu menjadi langka, bahkan terancam punah. Pemintaan yang terus-menerus akan berbagai jenis ikan karang (coral fish) secara tak langsung juga menyebabkan nelayan menggunakan cara apa saja untuk mendapatkannya.

"Kita semua suka makan ikan, dan ini harus diteruskan. Tetapi sejauh mana hobi makan ikan ini harus dipuaskan? Nelayan di beberapa tempat sekarang ini mulai bangkrut karena susah mencari tuna di laut. Bluefin tuna (tuna sirip biru, RED) harganya makin mahal karena makin susah dicari," ujar Imam Musthofa Zainuddin, koordinator nasional program kelautan WWF Indonesia.

Saat Anda ramai-ramai makan ikan di Muara Karang, misalnya, sesekali cobalah bertanya kepada para nelayan. Apakah hasil tangkapan mereka sejak pertama melaut hingga sekarang mengalami perubahan atau penurunan? Jika jumlah tangkapan masih sama, apakah ikan yang ditangkap kebanyakan berukuran besar atau kecil?

"Kalau besar, biasanya diekspor ke Jepang. Kemudian lokasi tangkapannya ada perubahan enggak? Kalau lokasi nelayan mencari ikan semakin jauh, berarti di lokasi yang dekat sudah tidak ada," tutur Imam, saat talkshow "Choose Your Seafood Right! di @america, Pacific Place, Jakarta, Selasa (11/1/2011) lalu.

Banyak permasalahan dalam dunia perikanan yang merugikan Indonesia. Pemusnahan ekosistem adalah salah satunya. Ikan karang, seperti disebut tadi, adalah ikan yang hidupnya bergantung pada terumbu karang sebagai ekosistemnya. Ada ribuan jenis ikan karang, antara lain ikan hiu, ikan pari, kerapu, kakap, barakuda, baronang, ekor kuning, hingga lobster.

Nah, terumbu karang ini menjadi tempat tinggal dan berkembang biak berbagai biota laut termasuk ikan, dan terumbu karang Indonesia menjadi salah satu penyumbang terbesar perikanan laut dunia. Menurut data dari World Resource Institute (WRI), pada tahun 1997 produksi perikanan laut Indonesia sebesar 3,6 juta ton. Sayangnya, persediaan karang dan ikan karang yang berlimpah ini terancam oleh cara penangkapan yang tidak ramah lingkungan. Bayangkan bila ikan ditangkap dengan cara mengebom terumbu karang! Padahal, terumbu karang itu sendiri sudah terancam punah akibat pemanasan global.

Kemudian, banyak dari produksi perikanan laut Indonesia yang dinikmati oleh masyarakat luar. Ikan tuna dari Bali dengan grade A (kualitas terbaik), misalnya, ternyata diekspor ke Jepang. Ikan dengan grade B umumnya diekspor ke negara-negara Asia lainnya. "Sedangkan yang grade C, atau yang 'reject-an', baru dikonsumsi orang Indonesia. Kita hanya kebagian 'terasinya' karena kita lebih suka menjual ikan ke luar negeri," tambahnya.

Kerusakan-kerusakan yang terjadi di atas sebenarnya dapat kita hentikan kalau kita memilih jenis ikan yang populasinya masih tergolong aman. Perlu Anda ketahui, jika satu makhluk dibiarkan punah, seluruh ekosistem akan punah. Bila hal ini dibiarkan, bukan tak mungkin ramalan para peneliti yang menyebutkan pemanasan global pada tahun 2050 akan mendegradasi 98 persen terumbu karang dan 50 persen biota laut akan menjadi kenyataan.

Untuk mendapatkan daftar ikan yang aman, dan yang perlu dihindari, buka artikel Hindari Kerapu dan Kakap Saat Makan Seafood.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Swiss-Belhotel International Rebranding Swiss-Belcourt Serpong Tangsel

Swiss-Belhotel International Rebranding Swiss-Belcourt Serpong Tangsel

Hotel Story
 'Dubai, Anda Siap?': Kampanye Terbaru Dubai untuk Wisatawan Indonesia 

"Dubai, Anda Siap?": Kampanye Terbaru Dubai untuk Wisatawan Indonesia 

Travel Update
Rute Menuju ke Arjasari Rock Hill Bandung

Rute Menuju ke Arjasari Rock Hill Bandung

Jalan Jalan
Wisman Asal Singapura Dominasi Kunjungan di Kepulauan Riau Maret 2024

Wisman Asal Singapura Dominasi Kunjungan di Kepulauan Riau Maret 2024

Travel Update
Harga Tiket Masuk dan Jam Buka di Arjasari Rock Hill

Harga Tiket Masuk dan Jam Buka di Arjasari Rock Hill

Jalan Jalan
Harga Tiket Masuk Candi Prambanan 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Candi Prambanan 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Update
Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Sederet Aktivitas Outdoor di Arjasari Rock Hill Bandung

Jalan Jalan
Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Suhu Panas Ekstrem di Thailand, Buat Rel Kereta Api Bengkok

Travel Update
Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Serunya Camping Keluarga di Arjasari, Kabupaten Bandung

Jalan Jalan
Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Arjasari Rock Hill, Lihat Sunset dan City View Bandung dari Ketinggian

Jalan Jalan
5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

Travel Update
[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

Travel Update
8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com